Posted by Unknown at 13.05
Read our previous post
Jalur lalu lintas
(traveled way = carriage way) adalah keseluruhan bagian perkerasan jalan yang
diperuntukan untuk lalau lintas kendaraan. Jalur lalu lintas terdiri dari
beberapa lajur (lane) kendaraan. Lajur kendaraan yaitu bagian dari jalur lalau
lintas yang khusus diperuntukan untuk dilewati oleh satu rangkaian kendaraan
beroda empat atau lebih dalam satu arah. Jadi jumlah lajur minimal untuk jalan
2 arah adalah 2 dan pada umumnya disebut sebagai jalan 2 lajur 2 arah. Jalur
lalu lintas untuk 1 arah minimal terdiri dari 1 lajur lalau lintas.
Lebar lajur lalu lintas
Lebar lajur lalu lintas
merupakan bagian yang paling menentukan lebar melintang jalan secara
keseluruhan. Besarnya lebar lajur lalu lintas hanya dapat ditentukan dengan
pengamatan langsung di lapangan karena:
a. Lintasan kendaraan yang
satu tidak mungkin dapat diikuti oleh lintasan kendaraan dengan tepat’
b. Lajur lalu lintas tak
mungkin tepat sama dengan lebar kendaraan maksimun. Untuk keamanan dan
kenyamanan setiap pengemudi membutuhkan ruang gerak antara kendaraan.
c.
Lintasan kendaraan tak mungkin dibuat tetap sejajar sumbu
lajur lalu lintas, karena kendaraan selama bergerak akan mengalami gaya-gaya
samping seperti tidak ratanya permukaan, gaya
sentrifugal ditikungan,dan gaya
angin akibat kendaraan lain yang menyiap.
Lebar kendaraan penumpang
pada umumnya bervariasi antara 1,5 m – 1,75m.Bina Marga mengambil lebar
kendaraan rencana untuk mobil penumpang adalah 1,7 m,dan 2,50 m untuk kendaraan
rencana truck/bis/ semi trailer .Lebar lajur lalu lintas merupakan lebar
kendaraan ditambah dengan ruang bebas antara kendaraan yang besarnya sangaat
ditentukan oleh keamanan dan kenyamanan yang diharapkan. Jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas dengan
kecepatan tinggi, membutuhkan ruang bebas untuk menyiap dan bergerak yang lebih
besar dibandingkan dengan jalanuntuk kecepatan rendah.
Pada jalan local
(kecepatan rendah)nlebar jalan minimum 5,50 m(2 x 2,75) cukup memadai untuk
jalan 2 lajur dengan 2 arah. Dengan pertimbangan biaya yang tersedia , lebar 5
m pun masih diperkenankan. Jalan arteri yang direncanakan untuk kecepatan
tinggi , mempunyai lebar lajur lalu lintas lebih besar dari 3,25 m, sebaiknya
3,5 m.
Jumlah lajur lalu lintas
Banyaknya lajur yang
dibutuhkan sangat tergantung dari volume lalu lintas yang akan memekai jalan
tersebut dan tingkat pelayanan jalan yang diharapkan.
Kemiringan melintang jalur
lalu lintas dijalan lurus diperuntukan terutama untuk kebutuhan drainase jalan.
Air yang jatuh diatas pemukaan jalan supaya cepat dialirkan ke saluran-saluran
pembuangan. Kemiringan melintang bervariasi antara 2% - 4 % untuk jenis lapisan
permukaan dengan mempergunakan bahan pengikat seperti aspal atau semen. Semakin
kedap lapisan tersebut, semakin kecil kemiringan melintang yang dapat
dipergunakan.
Sedangkan untuk jalan
dengan lapisan permukaan belum mempergunakan bahan pengikat seperti jalan
berkerikikl, kemiringan melintang dibuat sebesar 5 %.
Kemiringan melintang jalur
lalu lintas ditikukngan dibuat untuk kebutuhan keseimbangan gaya sentrifugal yang bekerja, disamping
kebutuhan akan drainase. Besarnya kemiringan melintang yang dibutuhkan pad
ditikungan.
2.1
BAHU JALAN
Bahu jalan adalah jalur
yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas yang berfunsi sebagai:
1. ruangan untuk tempat
berhenti sementara kendaraan yang mogok atau yang sekedar berhenti karena
mengemudi ingin berorientasi mengenai jurusan yang akan ditempuh, atau untuk
beristirahat.
2. ruangan untuk
menghindarkan diri dari saat-saat darurat, sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan.
3. memberikan kelegaan pada
pengemudi, dengan demikian dapat meningkatkan kapasitas jalan yang
bersangkutan.
4. ruangan pembantu pada
waktu mengadakan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan jalan (untuk tempat
penempatan alat-alat,dan penimbunan bahan matrial)
5.
memberikan sokongan pada konstruksi
perkerasan jalan dari arah samping.
6.
ruangan untuk lintasan
kendaraan-kendaraan patroli,ambulans, yang sangat dibutuhkan pada keadaan
darurat seperti terjadinya kecelakaan.
Jenis bahu
Berdasarkan tipe
perkerasannya, bahu jalan dapat dibedakan atas :
1. Bahu yang tidak
diperkeras, yaitu yang hanya dibuat dari matrial perkerasan jalan tanpa bahan
pengikat,biasanya digunakan matrial agregat bercampur sedikit
lempung,dipergunakan untuk daaerah-daerah yang tidak begitu penting,dimana
kendaraan yang berhenti dan mempergunakan bahu atidak begitu banyak jumlahnya.
2. Bahu yang tidak
diperkeras, yaitu bahu yang dibuat dengan mempergunakan bahan pengikat sehingga
lapisan tersebut lebih kedap air dibandingkan dengan bahu yang tidak
diperkeras, bahu ini dipergunakan untuk jalan-jalan dimana kendaraan yang akan
berhenti dan memakai bagian tersebut besar jumlahnya, seperti disepanjang
tol,disepanjang jalan arteri yang melintasi kota, dan tikungan –tikungan yang
tajam.
Dilihat dari letaknya
bahu terhadap arah arus lalu lintas, maka bahu jalan dapt dibedakan atas:
1. Bahu kiri/bahu luar (left
shoulder/outershoulder), adalah bahu yang terletak ditepi sebelah kiri jalur
lalu lintas.
2. Bahu kanan/bahu dalam (right/inner shoulder), adalah bahu yang
terletak ditepi sebelah kanan dari jalur lalu lintas.
Lebar bahu jalan
Besar lebar bahu jalan sanagt dipengaruhi oleh:
1.fungsi jalan
Jalan arteri
direncanakan untuk kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan jalan
local.Dengan demikian jalan arteri membutuhkan kebeasan samping, keamanan,dan
kenyamanan yang lebih besar, atau menuntut lebar bahu yang lebih lebar dari
jalan local.
2.Volume lalu lintas
Volume lalu
lintas yang tinggi membutuhkan lebar bahu nyang lebih lebar dibandingkan dengan
volume lalu lintas yang lebih rendah.
3.Keghiatan disekitar kegiatan jalan
Jalan yang
melintasi daerah perkotaan, pasar, sekolah, membutuhkan lebar bahu jalan yang
lebih lebar daripada jaln yang melintasi daerah rural, karenaa bahu jalan
tersebut akan dipergunakan pula sebagai tempat parker dan pejalan kaki.
4.Ada
atau tidaknya trotoar
5.Biaya yang tersedia sehubungan dengan biaya
pembebasan tanah, dan biaya untuk konstruksi.
Lebar bahu jalan dengan demikian dapat bervariasi anatara 0,5-2,5m.
Lereng melintang bahu jalan
Berfungsi atau tidaknya lereng melintang perkerasan jalan untuk menglirkan
air hujan yang jatuh di atasnya sangat ditentukan oleh kemiringan melintang
bagian samping jalur perkerasan itu sendiri,yaitu kemiringan melintang bahu
jalan.kemiringan bahu jalan yang tidak baik ditambah pula dengan bahu dari
jenis tidak diperkeras akan menyebabkan air hujan akan merembes masuk kelapisan perkerasan jalan.Hal ini dapat
mengakibatkan turunnya daya dukung lapisan perkerasan, lepasnya ikatan antara
agregat dan aspal yang akhirnya dapat memperpendek umur pelayanan jalan.
Guna keperluan tersebut, haruslah dibuat kemiringan melintang bahu jalan
yan sebesar-besarnya tetapi masih aman dan nyaman bagi pengemudi kendaraan.
Kemiringan melintang bahu lebih besar dari kemiringan melintang jalur
perkerasan jalan. Kemiringan melintang bahu dapat bervaariasi sampai dengan 6%,
tergantung dari jenis permukaan bahu, intensitas hujan, dan kemungkinan
penggunaan bahu jalan.
Pada tikungan yang tajam,kemiringan melintang jalur perkerasan juga
ditentukan dari kebutuhan akan keseimbangan gaya
akibat gaya
sentrifugal yang bekerja. Besar dan
kemiringan melintang bahu haarus juga disesuaikan demi keamanan pemakai jalan
dan fungsi drainase itu sendiri.Perubahan kelandaian antara kemiringan
melintang perkerasan jalan dan bahu (roll over) maksimum 8%.
TROTOAR (Jalur Pejalan Kaki / Side Walk)
Trotoar adalah
jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas yang khusus
dipergunakan untuk pejalan kaki (pedestrian).Untuk keamanan pejalan kaki maka
trotoar ini harus dibuat terpisah dai jalur lalu lintas oleh struktur fisisk
berupa Kereb.
Perlu atau
tidaknya trotoar disediakan sangat tergantung dari volume pedestrian dan volume
lalu lintas pemakai jalan tersebut.
Lebar
trotoar
Lebar trotoar
yang dibutuhkan ditentukan oleh volume pejalan kaki yang diinginkan, dan fungsi
jalan. Untuk itu lebar 1,5 – 3,0 m merupakan nilai yang umum digunakan.
MEDIAN
Pada arus lalu
lintas yang tinggi seringkali dibutuhkan median guna memisahkan arus lalu
lintas yang berlawanan arah.Jadi median adalah jalur yang terletak ditengah
jalan untuk membagi jalan dalam masinh – masing arah.
Secara garis besar median berfungsi sebagai:
1.
Menyediakan daerah netral yang cukup
lebar dimana pengemudi masih dapat mengontrol kendaraannya pada saat-saat
darurat.
2.
Menyediakan jarak yang cukup untuk
membatasi / mengurangi kesilauan terhadap lampu besar dari kendaraan yang
berlawanan arah.
3.
Menambah rasa kelegahan, kenyamanan dan
keindahan bagi setiap pengemudi.
4. mengamankan kebebasan
samping dari masing-masing arah arus lalu-lintas.
Untuk memenuhi keperluan-kperluan tersebut diatas, maka median serta
batas-batasnya harus nyata oleh setiap mata pengemudi baik pada siang hari
maupun pada malam hari serta segala cuaca dan keadaan.Lebar median berfariasi
antara 1,0-12 meter.
Median dengan lebar sampai 5 meter sebaiknya ditinggikan dengan kereb
atau dilengkapi dengan pembatas agar tidak dilanggar kendaraan. Semakin lebar
median semakin baik bagi lalu lintas tetapi semakin mahal biaya yang
dibutuhkan.Jadi biaya yang tersedia dan fungsi jalan sangat menentukan lebar
yang dipergunakan.
Jalur tepian median
Disamping median terdapat apa yang dinamakan jalur tepian
median, yaitu jalur yang terletak berdampingan dengan median (pada ketinggian
yang sama dengan perkerasan). Jalur tepian median ini berfungsi untuk
mengamankan kebebasan samping dari arua lalu lintas.
Lebar jalur tepian median dapat bervariasi antara 0.25 –
0,75 meter dan dibatasi dengan marka berupa garis putih menerus.
2.5. Saluran Samping
Saluran samping terutama berguna untuk :
·
Mengalirkan air dari permukaan jalan ataupun dari bagian luar
jalan
·
Menjaga supaya konstruksi jalan selalu bearda dalam keadaan
kering tidak terendam air
Umumnya bentuk
saluran samping trapesium, atau empat persegi panjang. Untuk daerah perkotaan,
dimana daerah pembebasan jalan sudah sangat terbatas, maka saluran samping
dapat dibuat empat persegi panjang dari konstruksi beton dan ditempatkan di
bawah trotoar. Sedangkan di daerah pendalaman dimana pembebasan jalan bukan
menjadi masalah, saluran samping umumnya dibuat berbentuk trapesium. Dinding
saluran dapat dengan mempergunakan pasangan batu kali, atau tanah asli. Lebar
dasar saluran disesuaikan dengan besarnya debit yang diperkirakan akan mengalir
pada saluran tersebut, minimum sebesar 30 cm.
Landai dasar
saluran biasanya dibuatkan mengikuti kelandaian dari jalan. Tetapi pada
kelandaian jalan yang cukup besar, dan saluran hanya terbuat dari tanah asli,
kelandaian dasar saluran tidak lagi mengikuti kelandaian jalan. Hal ini untuk
mencegah pengkikisan oleh aliran air. Kelandaian dasar saluran dibatasi sesuai
dengan material dasar saluran. Jika terjadi perbedaan yang cukup besar antara
kelandaian dasar saluran dan kelandaian jalan, maka perlu dibuatkan terasering.
Talud untuk
saluran samping yang berbentuk trapesium dan tidak diperkeras adalah 2H:1V,
atau sesuai dengan kemiringan yang memberikan kestabilan lereng yang aman.
Untuk saluran samping yang mempergunakan pasangan batu, talud dapat dibuat 1.1.
2.6. Talud/Kemiringan
Lereng
Talud jalan umumnya di buat 2H:1V, tetapi untuk tanah-tanah
yang mudah longsor talud jalan harus dibuat sesuai dengan besarnya landai yang
aman, yang diperoleh dari perhitungan kestabilan lereng. Berdasarkan keadaan tanah
pada lokasi jalan tersebut, mungkin saja dibuat bronjong, tembok penahan tanah,
lereng bertingkat (bern) ataupun hanya ditutupi rumput saja.
2.7. Kereb
Yang dimaksud dengan kereb adalah penonjolan atau peninggian
tepi perkerasan atau bahu jalan, yang terutama dimaksudkan untuk
keperluan-keperluan drainase, mencegah ketegasan tepi perkerasan.
Pada umumnya kereb
digunakan pada jalan-jalan di daerah perkotaan, sedangkan untuk jalan-jalan
antar kota
kereb hanya dipergunakan jika jalan tersebut direncanakan untuk lalu lintas
dengan kecepatan tinggi atau apabila melintasi perkampungan.
Berdasarkan fungsi dari kereb, maka kereb dapat
dibedakan atas :
·
Kereb peninggi (mountable curb),
adalah kereb yang direncanakan agar dapat didaki kendaraan, biasanya terdapat
di tempat parkir di pinggir jalan/jalur lalu lintas. Untuk kemudahan didaki
oleh kendaraan maka kereb harus mempunyai bentuk permukaan lengkung yang baika.
Tingginya
berkisar antara 10 – 15 cm.
·
Kereb penghalang (barrier curb), adalah kereb yang direncanakan
untuk menghalangi atau mencegah kendaraan meninggalkan jalur lalu lintas, terutama di median,
trotoar, pada jalan-jalan tanpa pagar pengaman. Tingginya berkisar antara 25-30
cm.
·
Kereb berparit (gutter curb), adalah kereb yang
direncanakan untuk membentuk sistem drainase perkerasan jalan. Kereb ini
dianjurkan pada jalan yang memerlukan sistem drainase perkerasan lebih baik.
Pada jalan lurus diletakkan di tepi luar dari perkerasan, sedangkan pada
tikungan diletakkan pada tepi dalam.
Tingginya berkisar
antara 10-20 cm
·
Kereb penghalang berparit (barrier gutter curb),
adalah kereb penghalang yang direncanakan untuk membentuk sistem drainase
perkerasan jalan. Tingginya berkisar antara 20 – 30 cm.
2.8. Pengaman Tepi
Pengaman tepia
bertujuan untuk memberikan ketegasan tepi badan jalan. Jika terjadi kecelakaan,
dapat mencegah kendaraan keluar dari
badan jalan. Umumnya dipergunakan di sepanjang jalan yang menyusur jurang, pada
tanah timbunan dengan tikungan yang tajam, pada tepi-tepi jalan dengan tinggi
timbunan lebih besar dari 2,5 meter, dan jalan-jalan dengan kecepatan tinggi.
Jenis pengaman tepi
Pengaman tepi dapat dibedakan atas :
·
Pengaman tepi dari besi yang digalvanised (guard rail)
Pagar pengaman
dari besi dipergunakan jika bertujuan untuk melawan tumbukan (impact)
dari kendaraan dan mengembalikan kendaraan ke arah dalam sehingga kendaraan
tetap bergerak dengan kecepatan yang makin kecil sepanjang pagar pengaman.
Dengan adanya pagar pengaman diharapkan kendaraan tidak dengan tiba-tiba
berhenti atau berguling ke luar badan jalan.
·
Pengaman tepi dari beton (parapet)
Pengaman tepi
dari beton dianjurkan untuk dipergunakan pada jalan dengan kecepatan rencana 80
– 100 km/jam/.
·
Pengaman tepi dari tanah timbunan
Dianjurkan
digunakan untuk kecepatan rencana ≤ 80 km/jam.
·
Pengaman tepi dari batu kali
Tipe ini
dikaitkan terutama untuk keindahan (estetika) dan pada jalan dengan
kecepatan rencana < 60 km/jam
·
Pengaman tepi dari balok kayu
Tipe ini dipergunakan untuk kecepatan rencana < 40 kam / jam
dan pada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar